WHAT'S NEW?
Loading...
Kewirausahaan
1. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam ragka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Urgensi kewirausahaan
Urgensi kewirausahaan
Pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci kemajuan. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah penganggur, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomis. Lebih jauh lagi dan politis, meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat.
Dalam ranah pendidikan, persoalannya menyangkut bagaimana dikembangkan praksis pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia terampil dari sisi ulah intelektual, tetapi juga praksis pendidikan yang inspiratif-pragmatis.
Praksis pendidikan, lewat kurikulum, sistem dan penyelenggaraannya harus serba terbuka, eksploratif, dan membebaskan. Tidak hanya praksis pendidikan yang link and match (tanggem), yang lulusannya siap memasuki lapangan kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.
karakter seorang entrepreneur adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
· Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras
2. Dalam membangun ekonomi suatu Negara wirausahawan mempunyai peranan penting . global enteprenuershiip monitor menemukan bukti bahwa hubungan antara kewirausahaan dan pembangunan ekonomi mampu mendirikansuatunegara sejahtera karena unggul dalam kualitas dalam mengorganisasikan sumber daya yang diperlukan dalam menciptakan nilai tambah . Indonesia diposisikan dengan kondisi jumlah wirausaha yang besar tapi dengan pendapatan yang tergplong kecil .
3. Langkah-langkah mind-set
Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajarmenyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dari cara-cara baru.
Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
Pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia “mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih. Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih sekolah, karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.
Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai mati” (McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.
Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
4. 1. proaktif: saya memilih sendiri kurma yang akan digunakan karena saya tidak mau produk saya asal-asalan. 2. bermula dari ujung pemikiran: memikirkan nama dari produk kami yang mencerminkan produk kami tapi nama tersebut unik. 3. dahulukan yang utama: saya mementingkan rasa dan kulitas baru keuntungan yang didapatkan. 4. berpikir menang-menang: saya yakin produk kami akan banyak yang menyukai dan laris manis. 5. memahami untuk memahami: saya mendengarkan apa saran dan kritik dari konsumen tentang produk kami. 6. sinergi: saya tidak menolak adanya kritik karena kritik tersebut saya jadikan motifas
5. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang dihubungkan dengan asset dan potensial pendapatan dari perusahaannya.
Risiko bisnis dapat dikategorikan menjadi risiko pasar dan risiko murni.
•Risiko pasar adalah Ketidakpastian yang berhubungan dengan keputusan investasi.
Seorang wirausaha yang menginvestasikan bisnis baru berharap mendapat keuntungan tapi sadarhasil akhirnya bisa menjadi kerugian.
•Risiko murni adalah Ketidakpastian yang berkaitan dengan situasi, dimana hanya ada kerugian terjadi atau tidak sama sekali.
Memiliki property misalnya, menciptakan kemungkinan merugi atau tidak merugi samasekali. Hanya risiko murni yang dapat diganti oleh asuransi
Pengelolaan resiko
Proses Penanganan Risiko
Langkah 1 : Mengidentifikasikan risiko.
Penting bagi seorang pemilik bisnis untuk menyadari risiko yang dihadapi perusahaan. Metode identifikasi yang paling berguna termasuk kebijaksanaan daftar periksa, pertanyaan dan berkas keuangan, asuransi dan analisis secara hati-hati pada operasi perusahaan.
Langkah 2: Mengevaluasi risiko.
Besarnya potensi seriap risiko menghasilkan kerugian dan kemungkinan yang akan terjadi yaitu kritis (kerugian dapat menghasilkan kebangkrutan), penting (kerugian akan meminta tambahan modal untuk melanjutkan operasi dan tidak penting (kerugian dapat segera diganti dengan penghasilkan yang ada atau aset yang ada).
Langkah 3: Memilih metode untuk menangani risiko.
Metode untuk menangani risiko terbagi menjadi 2 yaitu
Kontrol Risiko
Pendanaan Risiko :
Membuat dana yang ada dapat digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dikendalikan oleh kontrol risiko.
Penghindaran risiko :
Tidak menghubungkan diri dalam aktivitas yang membingungkan.
Seperti, menyimpan data cadangan di lokasi yang berbeda, akan sangat menyesal jika menyimpan di dalam laci meja computer karena jika ada kebakaran atau kebanjiran, hal itu akan tidak berguna
Pengurangan risiko:
Pengurangan frekuensi, kerusakan atau kerugian yang tidak terprediksi.
Seperti, mengawasi keamanan konstruksi bangunan, memasang pemadam kebakaran otomatis yang lengkap, menyediakan persediaan air yang cukup dan menerapkan program pencegahan kebakaran agar dapat membuat pekerja sadar akan ukuran keamanan kebakaran.
Pemindahan risiko :
Membeli asuransi atau membuat perjanjian kontrak dengan perusahaan lain dengan tujuan untuk memindahkan risiko.
Penahanan risiko
Langkah 4: Menerapkan keputusan
Keputusan ini harus diikuti dengan tindakan. Kegagalan bertindak atau bahkan penundaan dapat menjadi kesalahan fatal.
Langkah 5 : mengevaluasi dan mengulangi
Perlu diketahui bahwa kondisi terus berubah dan risiko-risiko baru akan muncul dan yang lama akan menghilang. Jangan lupa untuk mengkaji ulang untuk dapat mengidentifikasikan kesalahan yang dibuat sebelumnya.
6. Pentingnya kepemimpinan dalam berwirausaha: 1. Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat teroganisir dengan baik. 2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus atau mengelola suatu usaha. 3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital dalam kewirausahaan, seperti pengambilan keputusan, penanggung jawab tindakan yang dilakukan bawahannya, dan memberikan wewenang. 4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadui kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas yang akan mengakibatkan kebangkrutan. 5. Pemimpin merupakan syarat utama dalam berwirausaha.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin harus menguasai teori karakter kepemimpinan, yaitu teori-teori yang berkaitan dengan mencari karakter kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan seorang pemimpin dan yang bukan pemimpin. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting, misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
Kewirausahaan atau wirausaha adalah proses mengidentifikasikan, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lenih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Soorang wirausahawan mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi, dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
7. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
menciptakan etika bisnis yang baik:
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
8. a. saya akan berorientasi terhadap masa depan dan mengkoreksi setiap kesalahan untuk menjadi pengalam yang berharga dan kelak tidak mengulang kesalahan yang sama
saya berusaha untuk tetap percaya diri trhdp diri saya bahwa saya mampu dan bisa.faktor dari luar nya saya juga berusaha untuk membangun baik ling. keluarga atau pun umum.
b. termasuk di kudaran dominasi
menganalisi peluang usaha :
Percaya dan yakin kita bahwa usaha itu bisa dilaksanakan. jangan berfikir mustahil,tak mungkin,tak bisa , tak perlu dicoba atau yang lain sebagainnya, tapi berfikirlah yang positif.
Tradisi lingkungan usaha kita harus yang statis dan akan melumpuhkan pikiran wirausahawan.. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang usaha mungkin saja ada. seperti etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
Setiap hari kita harus bertanya pada diri sendiri yaitu bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik. dengan itu kita akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan.
Perluas pikiran anda dan bersemangatlah. Bergaullah dengan orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan - gagasan peluang usaha.
0 comments:
Post a Comment